Jul 3, 2015

Rumah Murah di Indonesia

            Permintaan akan rumah murah ternyata tidak hanya terjadi di kota-kota yang padat penduduk. Di Papua, pemintaan akan rumah rumah ternyata tidak kalah tingginya.
            Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menjelaskan, permintaan rumah murah di Papua tinggi karena budaya penggunaan rumah di Papua sudah sedikit berubah. Dahulu, khususnya daerah pedalaman dan terpencil, dalam satu rumah biasa diisi oleh lebih dari satu kepala keluar.
            "Itu karena dalam satu rumah di sana, ditempati oleh empat sampai lima kepala keluarga," jelasnya usai acara Nota Kesepakatan Kerjasama dengan Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang dalam program Gerakan Sejuta Rumah, di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (9/6/2015).
            Belakangan ini kebiasanya tersebut sedikit berubah. Satu keluarnya bisanya memiliki rumah sendiri. Oleh karena itu permintaan rumah murah di daerah tersebut cukup tinggi. "Ada dana otonomi khusus (otsus) sebesar Rp 35 triliun. Pemintaan masyarakat hanya minta rumah murah," tambahnya. 
            Tjahjo mengungkapkan, pihaknya sudah bertemu dengan Gubernur Papua dan meminta agar dana otsus sebagai dialokasikan untuk pembangunan rumah sederhana. Hal ini pun telah disetujui oleh gubernur.
            "Gubernur setuju 20 persen dari Rp 35 triliun itu dialokaiskan untuk pembangunan rumah. Selain itu juga untuk pendidikan dan kesehatan," tandasnya.
            Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program satu juta rumah pada akhir April 2015. Tak hanya uang muka (down payment/DP) yang sangat rendah yaitu sebesar 1 persen dari total harga, cicilan rumah murah ini juga cukup terjangkau yaitu sekitar Rp 500 ribu-600 ribu per bulan.
            Dalam program pengadaan rumah di era pemerintahan Jokowi, bunga kreditnya juga diturunkan menjadi 5 persen, dari sebelumnya 7,5 persen. Sementara mengenai tenor kreditnya bisa sampai jangka waktu maksimal 20 tahun. Bahkan, ada skema pemberian dana tunai ke masyarakat kurang mampu sebesar Rp 4 juta per kepala keluarga.
            "Rumah Murah ini akan dibangun di seluruh provinsi di Indonesia secara bertahap," kata Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin.
            Adapun ketentuan untuk mendapatkannya, untuk rumah tapak, masyarakat harus memiliki penghasilan maksimal Rp 4 juta per bulan. Sedangkan untuk rumah susun, penghasilan maksimal calon pemiliknya tidak lebih dari Rp 7 juta.
            "Kalau bicara satu juta rumah, targetnya tidak cuma masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tapi non MBR juga bisa membelinya," terangnya.
            Namun bedanya, masyarakat non MBR tidak bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dari total sejuta rumah yang dibangun, sekitar 600 ribu rumah dialokasikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. (Dny/Gdn)


Opini :
          
Menurut saya, program pemerintah satu ini baik dan bagus karena mengingat Rumah adalah kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh manusia, untuk tempat tinggal yang berfungsi melindungi manusia dari sengatan matahari, hujan, untuk ber-istirahat, dan berkumpul bersama keluarga. Dengan diadakannya program rumah murah, dapat membantu masyarakat yang ingin memiliki tempat tinggal yang layak, aman, dan nyaman. Dan memberikan keringanan membayar rumah.

Sumber :



Transaksi di Indonesia Harus Pakai Rupiah Bukan Valas

Bank Indonesia (BI) akan memberikan kesempatan kepada seluruh perusahaan yang selama ini masih menggunakan valuta asing (valas) dalam transaksinya untuk mengubah keseluruhan transaksinya menggunakan mata uang Rupiah. Dengan demikian, maka kebutuhan akan dolar Amerika Serikat (AS) tidak meningkat tajam.
Plt Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Eko Yulianto, mengatakan bahwa perusahaan yang akan beralih menggunakan mata uang Rupiah dalam transaksinya membutuhkan beberapa penyesuaian. Masalahnya, penggunaan Rupiah dalam transaksi adalah kesanggupan perusahaan itu sendiri.
"Generalized (penyamarataan) nanti itu tentunya beberapa penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan satu perusahaan akan dilakukan adjustment (penyesuaian) tingkat kesulitannya seperti apa," ucapnya dalam diskusi bersama media di Gedung BI, Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Menurutnya, setiap perusahaan mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda dalam peralihan dari transaksi menggunakan valas ke mata uang Rupiah. "Ada yang perlu satu minggu, satu bulan Paling lama berapa, minimal berapa, tingkat kesulitannya seperti apa," jelas dia.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Ida Dwiyanti, mengatakan hal senada. Menurutnya, BI tidak hanya mengatur satu kegiatan untuk perusahaan secara keseluruhan, namun mulai dari perusahaan kecil hingga besar yang di mana masing-masing membutuhkan waktu yang bervariatif.
"Ini kita tidak mengatur satu kegiatan, tapi dari perusahaan yang kecil sampai besar. Kita paling lama berikan waktu satu tahun, itu juga pasti belum tentu," terangnya.
Masalah selanjutnya, kata Ida, adalah masalah teknis perusahaan. Dia mencontohkan, jika suatu perusahaan akan mengubah transaksinya, maka akan membutuhkan tahap awal.
"Misalnya, kalau dia akan mengubah transaksinya dia harus memperbaiki tahap awal enggak bisa dipotong langsung pakai Rupiah. Sehingga kita tidak bisa generalisir satu tahun saja," tutur dia.
Oleh karena itu, BI akan memberikan kesempatan kepada perusahaan tersebut untuk menyiapkan segala sesuatunya dan nanti pihak BI akan melakukan penaksiran terkait waktu permintaan yang diminta oleh perusahaan.
"Kita kasih kesempatan, kamu siapnya kapan? Lalu kami akan lakukan assesment, apakah ini wajar atau tidak permintaannya," tukasnya.

Opini :
Menurut saya, transaksi menggunakan valas di Indonesia dapat melemahkan posisi nilai mata uang kita, yaitu Rupiah. Dengan adanya valas yang berlebihan akan berakibat terhadap nilai tukar dan inflasi. Dan inflasi akan mengurangi daya saing kita. Langkah yang diambil oleh Bank Indonesia menurut saya tepat dengan memberikan kesempatan kepada perusahaan dan masyarakat yang transaksinya menggunakan valas diberi kesempatan untuk mengubah keseluruhan transaksinya menggunakan mata uang Rupiah. Dan Bank Indonesia telah menyiapkan sanksi bagi pihak-pihak yang masih menggunakan mata uang asing atau valuta asing (valas) dalam kegiatan transaksi barang atau jasa di wilayah Indonesia. Sanksi pidana kurungan maksimal 1 tahun dan membayar denda maksimal Rp 200 juta

Sumber :

Jul 2, 2015

Green Economy Pushes Forward Sustainable Growth

World Bank (WB) Group managing director Sri Mulyani Indrawati has said the development of an environment-based green economy would push economic growth that was more sustainable and inclusive in tackling gaps.
“Striving for green infrastructure today can give us benefits in the next several decades. Even developing countries can soon achieve ‘green’ growth,” she said as quoted by Antara news agency during the opening of the Indonesia Green Infrastructure Summit in Jakarta on Tuesday.
The former finance minister further said that economic growth achieved by sacrificing the environment would have bad impacts and, moreover, not all parties, especially poor people, could benefit from the economic achievements.
“If we continue to defend old ways, our economic growth benefits will reduce because natural resources will deplete rapidly and we will be more susceptible to climate change and health risks,” Sri Mulyani said.
Therefore, she said, Indonesia could learn from China which had adopted an environmentally friendly policy and was able to change its economic activities by putting forward innovations and products with higher added value.
Sri Mulyani said as part of efforts to realize more environmentally friendly and inclusive economic growth, Indonesia should produce clean energy and use it efficiently to reduce poverty.
“To that end, we need to maximize renewable energy plants and increase energy efficiency. Indonesia has 40 percent of the world’s geothermal potential and if it is managed well, this can help us achieving our target to double the use of renewable energy for power plants,” she said. (ebf)(++++)


Opinion :


I think the development of a green economy is not only governments that work, but the community also participated. In order for today's green infrastructure can provide benefits in the coming decades, and can sustain the natural resources of climate change and health risks, so thatthe government's efforts to realize economic growth that is more environmentally friendly, so that Indonesia can produce clean energy and use it efficiently to reduce poverty.


Reference :



Permits Streamlined For Economic Zones

The government is looking to cut bureaucratic red tape for businesses investing in special economic zones (KEK), as President Joko “Jokowi” Widodo seeks to attract investments and boost economic activity in the designed industrial areas.
Investment Coordinating Board (BKPM) chairman Franky Sibarani said that businesspeople planning to invest in KEKs would soon be able to utilize the one-stop business service, which unites all required investment permits in one body, rather than requiring applicants to deal with a host of agencies and ministries.
“The BKPM will focus on KEKs in an effort to integrate business permit-processing at the central and regional levels, as well as to attract more investment and spur economic activity,” Franky said in a statement released over the weekend.
The one-stop service begun its operations in January, but at that time the facility was limited to investors processing their permits at the BKPM’s central office in Jakarta.

Since then, the investment agency has extended the new system to the regional level. As of June 1, 370 regencies and 97 cities had implemented the one-stop service, according to BKPM data.
The BKPM would extend the services to an additional 46 regencies and six KEKs, Franky said. His agency, he explained, would coordinate with the zone administrations, as well as with the respective provincial governments, to integrate the business permit application system. Franky argued that KEKs had a strategic role as a center for economic growth and job creation at the regional level, pointing to the example of an agriculture- and ecotourism-focused KEK in Mandalika, West Nusa Tenggara, which is estimated to have generated 58,000 new jobs since its inception in 2014.
The government has developed a number of KEKs since 2009, when it first assembled businesses from a specific industry in one area, providing financial incentives in the hope that their investment could boost economic activity in the zones.
The zones are similar to other economic center concepts, such as free trade zones (FTZ) and bounded warehouses, industrial estates and Integrated Economic Development Zones (Kapet), which critics say are ineffective at spurring growth.
Eight new zones are now under development. The palm oil industry-based Sei Mangkei KEK in North Sumatra and the tourism-based Tanjung Lesung KEK in Banten were launched personally by President Jokowi this year.
The Jokowi administration has also designated new sites for KEK development, including Merauke in Papua; Sorong, Teluk Bintani and Raja Ampat in West Papua; Garombing-Baru and Taka Bonerate in South Sulawesi; Tarakan in North Kalimantan; Batulicin in South Kalimantan; Padang Pariaman in West Sumatra; and Lhokseumawe in Aceh.
“This is a positive signal that the government indeed wants to spearhead development in KEKs. Up to now, it has been left to the private sector to take the initiative in the development of emerging industrial zones,” Enny Sri Hartati, an economist with the Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), commented on Sunday.
According to Enny, many private industries remain reluctant to invest in KEKs because companies are required to bear high costs, partly as a result of inadequate infrastructure in the zones.


Opinion :

I think the program is goodbecause the government wants to develop the industrial areaand the KEK has a strategic role as a center of economic growth and job creation at the regional level,which is estimated to have resulted in 58,000 new jobs since the beginning of 2014.


Reference :


May 7, 2015

Passive Voice & Causative Have

PASSIVE VOICE (Kalimat Pasif)

       Passive Voice (Kalimat Pasif) adalah kalimat yang subject-nya dikenai suatu pekerjaan atau menderita suatu. Dengan kata lain subject kalimat tersebut menjadi sasaran kegiatan yang dinyatakan oleh kata kerja. Dalam bahasa indonesia ciri-ciri kalimat pasif adalah kata kerjanya yang berawalan dengan “di-“ dan beberapa lagi memiliki awalan “ter-“ (tergantung pada konteks kalimat).

       Active Voice (Kalimat Aktif) adalah kalimat yang subject-nya berbuat sesuatau atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam bahasa indonesia ciri-ciri kalimat aktif adalah kata kerjanya selalu berawalan “me-“ dan beberapa lagi memiliki awalan “ber-“.

Bentuk dari Passive Voice (kalimat pasif) adalah : TO BE / BE + VERB 3

1. Passive Voice digunakan jika kita hanya ingin fokus pada kejadian bukan pada siapa yang
    melakukannya

Example: Active : the man is kicking the ball now.
                Passive : the ball is being kicked now

2. Passive Voice digunakan untuk menghindari suatu subjek yang semu (someone, somebody).

Example : Active : someone hit the mirror last night.
                 Passive : the mirror was hit last night.

Note :

Dalam bahasa inggris terdapat beberapa kata kerja yang bisa memiliki 2 object, seperti: teach, pay, give, ask, tell, show, over.

Pola – Pola Passive Voice

     SIMPLE PRESENT TENSES

Rumus : Active             : S + To Be (is, am, are)
              Passive            : S + To Be (is,am,are) + V3

Example : Active           : Budi writtes a letter
                 Passive          : A letter is written by budy


      SIMPLE PAST

Rumus : Active              : S + To Be (was,were) + v2
              Passive             : S + To Be (was, were) + V3

Example : Active           : I eat fried rice yesterday
                 Passive          : Fried rice was eaten by me yesterday


      PRESENT PERFECT

Rumus : Active              : S + To Be (has, have) + V3
              Passive             :  S + To Be + been + V3

Example : Active            : We have been helping the poor people
                 Passive           : The poor people have been being helped by us


      PAST PERFECT

Rumus : Active               : S + To Be (had) + V3
              Passive              : S + To Be + been +V3

Example : Active             : We had watched titanic movie
                 Passive            : Titanic movie had been watched by us


      PRESENT PROGRESIVE

Rumus : Active              : S + To Be (is, am, are) + v-ing
              Passive             : S + To Be + being +v3

Example: Active             : Jane is helping Tina.
                Passive            : Tina is being helped by Jane


      PAST PROGRESIVE

Rumus : Active              : S + To Be (was, were) + v-ing
              Passive             : S + To Be + being Not + V3

Example: Active             : Noni  was helping ketrin
                Passive            : Noni was being helped by Ketrin



      CAUSATIVE VERBS (Kata Kerja Kausative)

Causative Verb ( Kata Kerja Kausatif ) adalah kata kerja utama atau pokok yang digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang menyuruh atau menyebabkan orang lain melakukan sesuatu.

Beberapa caustive verb :
  • have/has                   had
  • ask                           asked
  • get                           got


1. Active Causative

      Causative “Have”

Rumus: Subject + have/has + someone + kata kerja Bentuk I

Contoh:
  • I have him clean my shoes (saya menyuruhnya membersihkan sepatuku)
  • Mary has George climbs the tree
  • You must haveSusie study hard


      Causative “Get”

Rumus: Subject + Get + someone + to infinitive

Contoh:
  • He gets John to brush the shoes
  • They get me to wash the clothes
  • She will get Anne to accompany her to the party tomorrow


      Causative “Make“

Penggunaannya sama dengan causative di atas, namun perintahnya lebih keras (sedikit memaksa)

Rumus: Subject + Make + someone + Kata kerja bentuk I

Contoh:
  • The teacher always makes the students stay in their own seats
  • Bob made his son be quiet in the library


      Causative “Want“

Rumus: Subject + Want + object + Kata Kerja Bentuk III

Contoh:                                            
  • I  want  this chairs painted (saya mau kursi-kursi ini dicat)
  • He wants the cars repaired


2. Passive Causative

Rumus: Subject + have/get + object + kata kerja Bentuk III

Contoh:
  • The government got the bridge built quickly
  • We must have the floor cleaned as soon as possible



Referensi :

Connectors

Conectors adalah kata penghubung atau conjunction memiliki 3 jenis yaitu :
  1. Coordinating Connectors
  2. Subordinating Connectors (cause connector, misal: because, because of)
  3. Correlative Connectors (Not only…but also, either or…neither nor, both…and)

       Coordinate connectors adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua konstruksi gramatikal yang sama yaitu: kata, frasa (phrase), atau klausa (clause).Elemen yang dihubungkan tersebut biasanya bersifat paralel (kedudukannya sejajar) secara struktur gramatikal.Kata hubung ini sering digunakan pada compound sentence untuk menghubungkan dua independent clause.

Punctuation (Tanda Baca) pada Coordinate Connectors
      
       Jika coordinate connectors digunakan untuk menghubungkan dua independent clause di dalam suatu compound sentence, maka tanda baca koma (comma) ditempatkan tepat sebelum kata hubung tersebut.

Contoh Punctuation pada Coordinate Connectors:
  • I love running and swimming. (antar verb)
  • Rita and I arrived this morning, and we just left 10 minutes ago. (antar independent clause)


CONTOH COORDINATE CONNECTORS

Contoh kalimat dengan coordinate connectors (FANBOYS) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Coordinate Connectors
Keterangan
Contoh Kalimat Coordinate Connectors
For
(karena)
for diikuti reason (alasan)
He didn’t come last night, for he fell asleep.
(Dia tidak datang semalam, karena dia tertidur.)
And
(dan)
and menyatakan hubungan penambahan
The trainees laughed and cried simultaneously.
(Siswa latihan tertawa dan menangis secara bersamaan.)
Vina and Amel wake up at 5:00 am, and they go to school at 6:30 am.
(Vina dan Amel bangun jam 5 pagi dan mereka pergi ke sekolah jam setengah tujuh pagi.)
Nor
(tidak juga, dan tidak)
nor sering didahului negative element
She didn’t answer my call, nor did her friends when I called them last night.
(Dia tidak menjawab telepon saya, tidak juga teman-temannya ketika saya menghubungi semalam.)
But
(tapi, namun)
but untuk menyatakan pertentangan
The man helped in sincerity, but many people thought negatively about him.
(Pria itu membantu dengan tulus, namun banyak orang berpikir negatif.)
Or
(atau)
or untuk menyatakan alternatif
What do you prefer to stay at home or go to the cinema on this weekend?
(Apa yang lebih kamu suka, diam di rumah atau pergi ke bioskop akhir minggu ini?)
Yet
(namun, meskipun demikian)
yet untuk menyatakan pertentangan dan semakna “nevertheless” atau “but”
The book is thick, yet the text is large.
(Buku itu tebal, tapi tulisannya besar.)
So
(jadi, oleh karena itu)
so semakna “therefore” dan diikuti result (hasil, konsekuensi)
She has lived in London for more than five years,so she can speak English well.
(Dia telah tinggal di London selama lebih dari lima tahun, oleh karena itu dia dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik.)

PENGERTIAN SUBORDINATE CONNECTORS

       Subordinate connectors adalah kata hubung yang mengawali suatu subordinate clause (berupa adverbial clause) yang berfungsi membangun hubungan ide antara subordinate clause tersebut dengan main clause. Adapun gabungan antara dependent dan main clausemenghasilkan complex sentence.

       Subordinate connectors digunakan pada subordinate clause, yaitu bagian yang idenya kurang penting dibanding pada main clause. Connectors ini memiliki antara lain hubungan waktu (time), tempat (place), pertentangan (contrast), sebab akibat (cause-effect), syarat (condition), tujuan (reason), dan cara (manner).


CONTOH KALIMAT SUBORDINATE CONNECTORS
       
       Contoh kalimat dengan subordinate connectors dengan hubungan waktu (time), tempat (place), dan pertentangan (contrast) adalah sebagai berikut.

Hubungan
Subordinate Connectors
Contoh Kalimat Subordinate Connectors (Complex Sentence)
Time
(waktu)
after
(setelah),
as
(ketika, sementara),
as soon as
(segera setelah),
before
(sebelum),
once
(segera setelah),
since
(sejak),
until/till
(sampai),
when
(ketika),
whenever
(kapan saja, sewaktu-waktu),
while
(ketika, sementara)
After I changed the APN, I unpluged my modem and waited for 5 minutes.
(Setelah saya merubah APN, saya mencabut modem dan menunggu selama 5 menit.)
As soon as/once they finish filling the questionnaire, I will process the data.
(Segera setelah mereka selesai mengisi kuesioner, saya akan memproses data tersebut.)
Anna found so much expired food when she was cleaning the kitchen.
(Anna menemukan begitu banyak makanan basi ketika dia membersihkan dapur.)
Before she went to Jakarta, she got her flowers watered.
(Sebelum dia pergi ke Jakarta, dia meminta bunga-bunganya disirami.)
Since the boy bought a PS3, he forgot to study.
(Sejak anak laki-laki itu membeli PS3, dia lupa belajar.)
The students focused on the test until/till the time was over.
(Para siswa fokus pada ujian hingga waktu berakhir.)
You can come to my house whenever you want.
(Kamu bisa datang ke rumahku kapanpun kamu mau.)
While I was studying in my room, I didn’t let someone else to disturb.
(Ketika saya sedang belajar di ruangan saya, saya tidak akan membiarkan orang lain mengganggu.)
Place
(tempat)
where
(dimana),
wherever
(dimanapun)
Nobody knows where she lives now.
(Tidak ada yang tau dimana dia tinggal sekarang.)
We should be polite and pleasant wherever we live.
(Kita sebaiknya sopan dan menyenangkan dimanapun kita tinggal.)
Contrast(pertentangan)
although,
even though,
though
(meskipun),
whereas
(sebaliknya, sedangkan),
while
(meskipun),
even if
(kalaupun)
She goes forward such a tank although / even though / though many friends confronts her ambition.
(Meskipun banyak teman menentang ambisinya, dia maju terus seperti tank.)
Although/even though/while I’m annoyed, I try to think positively.
(Meskipun saya terganggu, saya mencoba untuk berpikir positif.)
Even if Bima is not qualified enough to enter the top university, he’ll try again next year.
(Kalaupun Bima tidak cukup berkualifikasi untuk masuk universitas top tersebut, dia akan mencoba lagi tahun depan.)
I like doing execise whereas my brother like sleeping.
(Saya suka berolahraga sedangkan saudara laki-laki saya suka tidur.)


PENGERTIAN CORRELATIVE CONNECTORS

       Correlative Connectors adalah kata hubung yang digunakan berpasangan untuk menunjukkan hubungan antara dua kata, frasa (phrase), atau klausa (clause). Elemen kalimat yang dihubungkanbiasanya bersifat paralel (ke dudukannya sejajar) secara struktur gramatikal. Kata hubung ini disebut juga paired connectors.

CONTOH KALIMAT CORRELATIVE CONNECTORS

Beberapa contoh kalimat dengan correlative connectors dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Correlative Connectors
Contoh Kalimat
Correlative Connectors
as … as
(se-)
Diana is as beautiful as her sister.
(Diana secantik saudara perempuannya.)
between … and …
(diantara … dan …)
There are no difference beetwen you and him.
(Tidak ada perbedaan antara dirimu dan dirinya.)
both … and …
(baik … maupun)
She loves both swimming and running.
(Dia suka baik renang maupun lari.)
either … or …
(entah … atau …)
neither … nor
(tidak … atau …)
The man is neither handsome nor faithful.
(Pria itu tidak tampan ataupun setia.)
Either Nisa or her mother is a scientist.
(Entah Nisa atau ibunya adalah ilmuwan.)
from … to …
I travelled from England to Rome in three days.
(Saya bepergian dari Inggris ke Roma dalam tiga hari.)
hardly … when / no sooner … than / scarcely … when
Hardly had you left the restaurant when the party was started.
(Kamu hampir telah meninggalkan restoran ketika pesta dimulai.)
No sooner did I send the email than the reply came.
(Tidak lama dari saya mengirimkan e-mail balasannya datang.)
Scarcely had I finished my work when I went to bed.
(Tak lama setelah saya menyelesaikan pekerjaan, saya tidur.)
if … then
If you help him now, then he’ll repay oneday.
(Jika kamu menolongnya sekarang, kemudian dia akan membalasnya suatu hari nanti.)
not … but
(tidak … tapi)
not only … but also …
(tak hanya … tapi juga)
Yuni is not his girl friend but his cousin.
(Yuni bukan pacarnya melainkan sepupunya.)
He can drive not only a car but also a helicopter.
(Dia tidak hanya bisa mengemudi mobil tapi juga helikopter.)
rather … than
My parents would rather have lunch in a traditional restaurant than have lunch in a fast food restaurant.
(Orangtua saya lebih suka makan siang di restoran tradisional daripada di makan siang di restoran cepat saji.)
the more … the less
(semakin banyak …, semakin sedikit …)
the more … the more
(semakin banyak …, semakin banyak)
The more we learn grammar, the less we face the difficulty in writing.
(Semakin banyak kita mempelajari grammar, semakin sedikit kita menghadapi kesulitan didalam menulis.)
The more you give alms to others, the more you get rewards from God.
(Semakin banyak kamu memberi sedekah kepada orang lain, semakin banyak kamu mendapat imbalan dari Tuhan.)
whether … or …
I’m confused whether to live in Jakarta or to live in Bandung.
(Saya bingung apakah tinggal di Jakarta atau tinggal di Bandung.)


EXERCISE:
Exercise dibawah ini fokus pada permasalahan Coordinate Connector. 
Baca kalimatnya dan tentukan apakah jawabannya Correct (C) atau Incorrect (I).

1. The lawn needs water every day, or it will turn brown. (C)
    Analisa: 
    Kedua Klausa diatas sudah benar, begitu juga dengan Coordinate
    Connectornya.

2. The book was not long, it difficult to read. (I)
    Analisa:
    Klausa kedua tidak memiliki verb (is) dan  Connector.
    Kalimat yang benar adalah The book was not long, but it is
    difficult to read.

3. It was raining, so decided not to go camping. (I)
    Analisa:
    Klausa/kalimat kedua tidak memiliki Subject. Tapi sudah
    memiliki connector, so.
    Kalimat yang benar seharusnya adalah It was raining, so 
    I decided not to go camping.

4. The material has been cut, and the pieces have been sewn
    together.(C)
    Analisa:
    Kedua kalimat/klausa sudah benar begitu juga dengan
    connectornya

5. The patient took all the medicine, he did not feel much better.(I)
    Analisa:
    Kedua kalimat/klausa diatas sudah benar, tapi belum ada
    connectornya.
    Kalimat yang benar seharusnya adalah The patient took all the
    medicine, but he did not feel much better.






Referensi :