SILOGISME
Silogisme adalah
merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Dan silofisme itu
di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian
silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.
Jenis-jenis silogisme:
1. Silogisme
katagorial
2. Silogisme
hipotetik
3. Silogisme
alternatif
4. Entimen
5. Silogisme
disjungtif
Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti
yang berbeda, yang pertama yaitu :
1. Silogisme
katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua
proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya
menjadi subjek).
Contoh :
·
semua makhluk hidup pasti mati (premis
mayor/premis umum)
·
koala adalah hewan yang dilindungi (premis
minor/premis khusus)
·
koala pasti akan mati
(konklusi/kesimpulan)
2. Silogisme
hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah
suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
·
Apabila lapar saya makan roti
(mayor)
·
Sekarang lapar (minor)
·
Saya lapar makan roti (konklusi)
3. Silogisme
alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
·
Dimas tinggal di bogor atau
surabaya
·
Dimas tinggal di surabaya . Jadi,
dimas tidak tinggal di bogor
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulannya.
Contoh:
·
Jodi berhak mendapatkan peringkat satu
karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
·
Jodi telah berusaha keras dalam belajar,
karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.
5. Silogisme
disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis
mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik
yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis
mayor.
Contoh :
·
Devan masuk sekolah atau tidak. (premis
1)
·
Ternyata devan tidak masuk sekolah.
(premis 2)
·
Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
Generalisasi
Generalisasi adalah
suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus)
menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki.
Contoh :
·
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan,
dan ia berparas cantik.
·
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan
ia berparas cantik.
Generalisasi : Semua bintang sinetron berparas
cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
·
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak
berparas cantik.
Macam-macam generalisasi :
a) Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : Sensus penduduk
b) Generalisasi
tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki.
Contoh : Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia
senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat
menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut
adalah:
·
Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
·
Sampel harus bervariasi.
·
Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang
dari fenomena umum/ tidak umum.
Analogi
Analogi adalah penalaran
induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan
persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan. Berikut contoh paragraf analogi.
Contoh Paragraf Analogi :
"Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya
dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang
membuat seseorang terjatuh. Adapula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah
seseorang melaluinya?. Begitu pula menuntut ilmu, seseorang akan mengalami
rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan
sebagainya. Apakah seseorang sanggup melaluinya?. Jadi menuntut ilmu sama
halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya."
Sumber :
http://putrisardyoriza.blog.com/2013/03/27/pengertian-dan-macam-macam-silogisme/
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-generalisasi/
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/contoh-paragraf-analogi/
http://meginugrahawa.blogspot.com/2014/10/definisi-silogisme-jenis-silogisme.html
No comments:
Post a Comment